BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Salah satu faktor kurangnya pemahaman peserta didik mengenai suatu
materi pelajaran ialah kurang menariknya seorang pendidik dalam mengemas materi
yang terkadang sulit dijelaskan karena pengaruh keterbatasan waktu, tempat,
ukuran dll. Karenanya, ilmu pengetahuan dan teknologi mengupayakan pembaharuan
guna memberikan media yang dapat menjadi jembatan permasalahan dalam proses
pembelajaran, salah satu alat bantu tersebut ialah media visual tiga dimensi
sehingga pendidik diharapkan mempunyai pengetahuan dan pemahaman yang cukup
mengenai media pembelajaran visual tiga dimensi.
1.2 Rumusan Masalah
1.
Apa
pengertian media visual tiga dimensi ?
2.
Bagaimana
karakteristik media visual tiga dimensi ?
3.
Apa
saja jenis-jenis media visual tiga dimensi ?
4.
Apa
kelebihan dan kekurangan media visual tiga dimensi ?
1.3 Tujuan permasalahan
1.
Menjelaskan
pengertian media visual tiga dimensi
2.
Menyebutkan
karakteristik media visual tiga dimensi
3.
Menjelaskan
jenis-jenis media visual tiga dimensi
4.
Menyebutkan
kelebihan dan kekurangan media visual tiga dimensi
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Media
Visual Tiga Dimensi
Yang dimaksud dengan media visual tiga dimensi yaitu media yang dapat
dinikmati dengan indra penglihatan, mempunyai ukuran panjang, lebar dan tinggi
sehingga media tersebut mempunyai volume (berbentuk isi). Sedangkan pemanfaatan
media tersebut tidak perlu menggunakan proyektor tetapi langsung dapat dilihat.
2.2 Karakteristik Media Visual Tiga Dimensi
Karakteristik media dapat dilihat dari kemampuan
membangkitkan rangsangan indra penglihatan, pendengaran, perabaan percakapan,
maupun penciuman atau kesesuainnya dengan tingkat hirarki belajar. Secara umum
karakteristik media tiga dimensi adalah sebagai berikut[1]:
· Pesan
yang sama dapat disebarkan keseluruh siswa secara serentak
· Penyajiannya
berada dalam kontrol guru
· Cara
penyimpanannya mudah (praktis)
· Dapat
mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan indera
· Menyajikan
objek-objek secara diam
· Terkadang
dalam penyajiannya memerlukan ruangan gelap
· Lebih
mahal dari kelompok media grafis
· Sesuai
untuk mengajarkan keterampilan tertentu
· Sesuai
untuk belajar secara berkelompok atau individual
· Praktis
digunakan untuk semua ukuran ruangan kelas
· Mampu
menyajikan teori dan praktik secara terpadu.
2.3 Macam-macam Media Visual Tiga Dimensi
1. Objek /benda asli
Objek/benda asli yaitu benda yang sebenarnya, sebagaimana adanya, tanpa perubahan, kecuali
hanya dipindahkan dari tempat aslinya.Karena benda yang sebenarnya dapat
dijadikan media pembelajaran. Oleh karena itu, benda-benda nyata dapat memegang
peranan penting dalam upaya memperbaiki proses pembelajaran. Menggunakan
benda-benda nyata atau makhluk hidup dalam pembelajaran sering kali paling baik
dalam menampilkan benda- benda nyata tentang ukuran, suara, gerak-gerik,
permukaan, bobot badan, bau serta manfaatnya.
Para siswa akan lebih banyak belajar misalnya tentang ayam hutan yang
dikandangkan dikelas untuk dipelajari, dibandingkan hanya melihatnya digambar.
Para siswa akan lebih terkesan dengan peragaan menembak tepat yang
didemontrasikan oleh seorang ditektif, dari pada membaca buku tentang roman
detektif. Mereka akan belajar lebih banyak tentang binatang serangga yang
dikumpulkan dari hasil perjalanan karya wisata, dibandingkan melihatnya difilm
strip mengenai kehidupan binatang tersebut.
Objek atau benda yang sebenarnya merupakan
sumber informasi yang akan membawa siswa pada pemahaman yang lebih sempurna
tentang sesuatu. Mempelajari bahan pelajaran dari benda yang sebenarnya bukan
hanya dapat menghindari kesalahan persepsi tentang isi pelajaran, akan tetapi
juga dapat membuat pelajaran lebih akurat disamping motivasi belajar siswa akan
lebih baik[2].
Benda-benda nyata itu banyak macamnya, mulai dari benda atau makhluk hidup
seperti binatang dan tumbuh-tumbuhan, juga termasuk benda-benda mati misalnya
batuan, air, tanah, dan lain-lain[3].
2. Model
Model dalam media pembelajaran adalah benda tiruan hampir menyerupai benda
aslinya. Semakin dekat pengalaman belajar menyerupai kondisi dimana siswa akan
menggunakan atau memeragakan pelajaran yang mereka dapat, semakin efektif dan
permanen pembelajaran tersebut.
Adapun manfaat penggunaan model sebagai media pembelajaran antara lain:
a) Dapat mengatasi benda aslinya. Bila benda aslinya memang tidak ada, atau
karena terlalu jauh sehingga tidak memungkinkan didatangi atau dibawa kedalam kelas,
sehingga dapat digantikan dengan model.
b) Untuk mengatasi keterbatasan pengamatan manusia, artinya karena terlalu
kecil dan rumitnya objek yang dipelajari, atau sebaliknya karena terlalu
besarnya objek yang dipelajari, maka hal tersebut dapat diatasi dengan
penggunaan model.
c) Untuk mengatasi ketenggangan waktu. Artinya bahwa peristiwa-peristiwa masa
lalu yang terjadi tempat atau lokasi, yang tidak memungkinkan dilihat, dapat
dibuatkan model-model kejadian.
Model tersebut terdiri
dari lima bentuk, yaitu :
a. Model sederhana, yaitu model yang dibuat cukup sederhana, tidak terlalu mendetail dan
rumit, yang penting dapat mewakili bentuk benda aslinya.
b. Model perbandingan, model yang dibuat benar-benar memperhatikan perbandingan yang sesuai.
Model tersebut mempunyai ukuran akurat dan sebanding dengan benda aslinya.
Perbandingan antara
panjang, lebar, tinggi, atau jarak titik satu dengan titik yang lain selalu
sebanding sebagai contoh model perencanaan suatu bangunan/market, maka ukuran
perbandingan yang digunakan sesuai. Contoh yang tepat model perbandingan baik
adalah bola bumi.
c. Model irisan, yaitu model yang menggambarkan bagian-bagian dalam dari struktur objek.
Sebagian contoh adalah model irisan kulit manusia, model irisan lapisan-lapisan
kulit bumi, model irisan gunung berapi.
d. Model lapangan, yaitu model yang menggambarkan suatu lokasi yang membentang dari suatu
wilayah. Model lapangan dimanfaatkan untuk suatu kepentingan proyek yang
memerlukan lokasi luas, sehingga dari model tersebut tampak adanya perencanaan
tata letak antara gedung satu dengan gedung atau objek-objek lain dapat
diketahui.
e. Model susun, yaitu model yang menggambarkan suatu objek dimana bagian-bagian dari objek
tersebut dapat dilepas dan disusun kembali. Tujuan bagian-bagian tersebut dapat
dilepas adalah untuk memperjelas tentang objek tersebut dan bila sudah selesai
dapat disusun kembali.
3.
Benda Tiruan Sederhana (Mock Up)
Benda tiruan sederhana atau Mock Up hampir sama seperti model yang
disederhanakan.Benda tiruan sederhana atau Mock Up dimaksudkan adalah tiruan
dari benda sebenarnya dan dipilih bagian-bagian yang penting untuk
disederhanakan agar memudahkan untuk dipelajarinya.
Mock up yaitu suatu penyederhanaan susunan bagian pokok dari suatu proses
atau sistem yang lebih ruwet. Susunan nyata dari bagian-bagian pokok itu diubah
sehingga aspek-aspek utama dari suatu proses mudah dimengerti siswa. Sebagian
contoh dari media sederhana adalah jam dari karton, dimana jarum penunjuk dapat
diputar-putar. Dengan demikian ia dapat difungsikan sebagai benda yang
sebenarnya[4]. Mock
up sangat efektif untuk belajar, karena disamping dapat mengkonkritkan yang
abstrak juga dapat menarik perhatian. Sifatnya yang mendekati kepada realitas
memberikan pengertian yang baik.Pemilihan media ini biasanya berdasarkan
pertimbangan tempat dan faktor ekonomi, dalam bentuknya yang mini atau mungkin
diperbesar untuk menunjang pembelajaran yang lebih jelas.
Adapun manfaat digunakannya Mock Up antara lain:
a) Siswa mengetahui proses perubahan yang terjadi.
b) Dapat melatih keterampilan karena tidak hanya melihat tetapi perlu mencobanya.
c) Membangkitkan motivasi untuk membuat dan meniru objek yang dipelajari
secara sederhana.
4.
Barang Contoh (Specimens)
Specimen artinya barang contoh, yaitu barang-barang asli yang dijadikan sebagai
contoh untuk mewakili benda asli yang sebenarnya atau sebagian dari sejenis
dari sekelompok benda yang sama untuk dijadikan contoh.
Dengan adanya specimens siswa
mengetahui bagian dari bendanya yang mungkin tidak terdapat didaerahnya atau
ditempat mereka berada, sehingga mereka tidak merasa asing lagi terhadap benda
tersebut. Specimen yang digunakan untuk proses pembelajaran hendaknya
disediakan tempat dari kaca atau botol, direkatkan nama, tanggal barang
diperoleh/diawetkan. Hal ini disamping untuk memelihara agar lebih awet juga
supaya tidak digunakan sebagaimana aslinya.Misalnya yang sering dilihat adalah
specimen uang kertas.
a) Macam-macam Specimen
Terhadap beberapa jenis
specimen yang perlu diketahui antara lain:
1) Specimen benda masih hidup, dapat diwujudkan dalam bentuk; aquarium,
terrarium insectarium.
2) Specimen benda yang sudah mati, dapat diwujudkan dalam bentuk herbarium,
awetan dalam plastik atau botol dengan menggunakan larutan formalin dan
alkohol, taksidemi dewan tiruan yang kulitnya sudah dikeringkan.
3) Specimen benda yang tidak hidup, misalnya batu-batuan, pasir dan tanah.
4) Specimen identitas, misalnya tanda tangan.
b) Tujuan penggunaan Specimens
Tujuan penggunaan
specimen antara lain:
1) Memperjelaskan materi pelajaran.
2) Menimbulkan perhatian kepada subyek yang sedang diteliti.
3) Merangsang minat untuk menambahkan pengetahuan.
4) Mendorong untuk berfikir dan menyelidiki sendiri.
5) Menyediakan bahan untuk membuat papan peragaan atau pameran[5].
5.
Diorama
Diorama adalah pemandangan (scene) tiga dimensi dalam ukuran kecil untuk
memperagakan atau menjelaskan suatu keadaan atau fenomenal yang menunjukkan
aktifitas[6].Diorama
biasanya terdiri atas bentuk-bentuk sosok atau objek-objek ditempatkan dipentas
yang berlatar belakang lukisan yang disesuaikan dengan penyajian.
Diorama merupakan media yang sangat menarik perhatian siswa, yang dibuat
dari suatu skene tiga dimensi untuk memperagakan suatu keadaan dalam ukuran
kecil.Dalam skene itu terdapat benda-benda kecil yang berupa orang-orangan,
pohon-pohonan, rumah-rumahan dan lain sebagainya.
Diorama sebagai media pembelajaran berguna untuk mata pelajaran, ilmu pengetahuan
sosial seperti keadaan hutan, gunung, keadaan kota/desa, pada mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam seperti diorama kota Mekkah (Masjidil Haram) dan
Madinah.
Diorama dapat dibuat oleh guru dan siswa membuatnya cukup mudah,
bahan-bahan yang diperlukan tidak terlalu mahal dapat dibuat dari barang-barang
bekas yang mudah didapat seperti: kardus/kotak, kertas, karton, kawat, busa dan
ditambah dengan pewarna/cat[7].
Setelah selesai dibuat, diorama dapat dipakai sebagai alat peraga.Agar
diorama tidak cepat berdebu dan kotor, sebaliknya diberi penutup kaca. Bila
selesai digunakan di dalam kelas, diorama dapat disimpan dalam lemari display
agar para siswa-siswi dapat melihatnya diwaktu istitahat. Bentuk lainnya lagi
adalah cutaway.Biasanya benda ini
mengimplikasikankepada alat-alat mekanik, seperti mesin, melalui
potongan yang telah dibuat untuk penelitian dari bagian-bagian yang
tersembunyi, yang bergerak maupun yang statis[8].
2.4 Kelebihan dan
Kekurangan Media Visual Tiga Dimensi
Menurut Moedjiono (1992) kelebihan dari media
visual tiga dimensi[9]:
1)
Memberikan pengalaman secara langsung
2) Penyajian
secara konkrit dan menghindari verbalisme
3)
Dapat menunjukkan objek secara utuh baik kontruksi maupun cara kerjanya
4) Dapat
memperlihatkan struktur organisasi secara jelas
5)
Dapat menunjukkan alur suatu proses secara jelas.
Kelemahan
media tiga dimensi yaitu[10]:
1)
Tidak bisa menjangkau sasaran dalam jumlah
2) Penyimpanannya
memerlukan ruang yang besar dan perawatan yang rumit
3)
Untuk membuat alat peraga ini membutuhkan biaya yang besar
4) Anak
tuna netra sulit untuk membandingkannya
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
·
media visual tiga
dimensi yaitu media yang dapat dinikmati dengan indra penglihatan, mempunyai
ukuran panjang, lebar dan tinggi sehingga mempunyai volume (berbentuk isi).
·
Secara
umum, karakteristik media visual tiga dimensi adalah pesan yang sama dapat
disebarkan serentak, penyajian dalam control guru, penyimpanan mudah, mengatasi
keterbatasan ruang waktu dan indera, menyajikan secara diam, terkadang
memerlukan ruang gelap, lebih mahal dari media grafis, sesuai untuk ketrampilan
tertentu baik secara kelompok atau individu, praktis untuk semua ruang kelas,
menyajikan teori dan praktek secara terpadu.
·
Terdapat
lima jenis media visual tiga dimensi yaitu obyek/benda asli, model, benda
tiruan sederhana (mock up), barang contoh (specimen) dan diorama.
·
Kelebihan
media visual tiga dimensi ialah memberikan pengalaman secara langsung,
penyajian secara konkrit dan menghindari
verbalisme, menunjukkan objek secara utuh baik kontruksi maupun cara kerjanya,
memperlihatkan struktur organisasi secara jelas, menunjukkan alur suatu proses
secara jelas.
·
Kelemahan
media visual tiga dimensi ialah tidak bisa menjangkau sasaran dalam jumlah,
penyimpanannya memerlukan ruang yang besar dan perawatan yang rumit, untuk
membuat alat peraga ini membutuhkan biaya yang besar, anak tuna netra sulit
untuk membandingkannya
3.2 Saran
penggunaan media ini dengan seoptimal mungkin
sebagai alat bantu dalam proses pembelajaran dapat dilakukan dengan mengetahui
serta memahami pengertiandan bagaimana cara pengerjaan media visual tiga
dimensi.
Demikian makalah ini kami buat sesuai dengan
kemampuan kami.kami meyadari dalam makalah ini tentu
tidak luput dari adanya kesalahan dan masih banyak kekurangan karenanya, saya
sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna penyusunan yang lebih
baik kedepannya.
DAFTAR
PUSTAKA
http://dokumenbelajarku.blogspot.com/2013/03/pengertian-media-3-dimensi.html diakses
pada 14 april 2015.
http://catatanharian1.blogspot.com/2012/07/analisis-media-tiga-dimensi.html diakses pada 14 april 2015
Jenah Rodhatul, 2009, Media Pembelajaran, Banjarmasin:
Antasari Pres,
Munadhi Yudhi, 2008, Media Pembelajaran, Jakarta : Gaung
Persada Pres,
Sanjaya Wina, 2008, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran,
Jakarta: Kencana,
Sudjana Nana dan Ahmad Rivai,
2002, Media Pengajaran, Bandung:
Sinar Baru Algensindo,
[2]Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, Jakarta: Kencana,
2008, hal. 148
[3]Nana Sudjana dan Ahmad Rivai, Media Pengajaran, Bandung: Sinar Baru
Algensindo, 2002, hal. 196
[4]Rodhatul Jenah, Media Pembelajaran, Banjarmasin: Antasari Pres, 2009, hal. 79-84
[5]Ibid I, hal. 86-87
[6]Yudhi Munadi, Media Pembelajaran, Jakarta: Gaung Persada Pres, 2008, hal. 108-110
[7]Ibid II, hal. 81
[8]Ibid
III, hal. 110
[9]http://dokumenbelajarku.blogspot.com/2013/03/pengertian-media-3-dimensi.htmldiakses pada 14
april 2015
[10]http://catatanharian1.blogspot.com/2012/07/analisis-media-tiga-dimensi.htmldiakses pada 14 april 2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar