Jumat, 17 April 2015

makalah sumber dan media pembelajaran media visual tiga dimensi

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang Masalah
Salah satu faktor kurangnya pemahaman peserta didik mengenai suatu materi pelajaran ialah kurang menariknya seorang pendidik dalam mengemas materi yang terkadang sulit dijelaskan karena pengaruh keterbatasan waktu, tempat, ukuran dll. Karenanya, ilmu pengetahuan dan teknologi mengupayakan pembaharuan guna memberikan media yang dapat menjadi jembatan permasalahan dalam proses pembelajaran, salah satu alat bantu tersebut ialah media visual tiga dimensi sehingga pendidik diharapkan mempunyai pengetahuan dan pemahaman yang cukup mengenai media pembelajaran visual tiga dimensi.
1.2  Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian media visual tiga dimensi ?
2.      Bagaimana karakteristik media visual tiga dimensi ?
3.      Apa saja jenis-jenis media visual tiga dimensi ?
4.      Apa kelebihan dan kekurangan media visual tiga dimensi ?

1.3  Tujuan permasalahan
1.      Menjelaskan pengertian media visual tiga dimensi
2.      Menyebutkan karakteristik media visual tiga dimensi
3.      Menjelaskan jenis-jenis media visual tiga dimensi
4.      Menyebutkan kelebihan dan kekurangan media visual tiga dimensi






BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Media Visual Tiga Dimensi
Yang dimaksud dengan media visual tiga dimensi yaitu media yang dapat dinikmati dengan indra penglihatan, mempunyai ukuran panjang, lebar dan tinggi sehingga media tersebut mempunyai volume (berbentuk isi). Sedangkan pemanfaatan media tersebut tidak perlu menggunakan proyektor tetapi langsung dapat dilihat.

2.2 Karakteristik Media Visual Tiga Dimensi
Karakteristik media dapat dilihat dari kemampuan membangkitkan rangsangan indra penglihatan, pendengaran, perabaan percakapan, maupun penciuman atau kesesuainnya dengan tingkat hirarki belajar. Secara umum karakteristik media tiga dimensi  adalah sebagai berikut[1]:
·         Pesan yang sama dapat disebarkan keseluruh siswa secara serentak
·         Penyajiannya berada dalam kontrol guru
·         Cara penyimpanannya mudah (praktis)
·         Dapat mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan indera
·         Menyajikan objek-objek secara diam
·         Terkadang dalam penyajiannya memerlukan ruangan gelap
·         Lebih mahal dari kelompok media grafis
·         Sesuai untuk mengajarkan keterampilan tertentu
·         Sesuai untuk belajar secara berkelompok atau individual
·         Praktis digunakan untuk semua ukuran ruangan kelas
·         Mampu menyajikan teori dan praktik secara terpadu.

2.3 Macam-macam Media Visual Tiga Dimensi
1.    Objek /benda asli
Objek/benda asli yaitu benda yang sebenarnya, sebagaimana adanya, tanpa perubahan, kecuali hanya dipindahkan dari tempat aslinya.Karena benda yang sebenarnya dapat dijadikan media pembelajaran. Oleh karena itu, benda-benda nyata dapat memegang peranan penting dalam upaya memperbaiki proses pembelajaran. Menggunakan benda-benda nyata atau makhluk hidup dalam pembelajaran sering kali paling baik dalam menampilkan benda- benda nyata tentang ukuran, suara, gerak-gerik, permukaan, bobot badan, bau serta manfaatnya.
Para siswa akan lebih banyak belajar misalnya tentang ayam hutan yang dikandangkan dikelas untuk dipelajari, dibandingkan hanya melihatnya digambar. Para siswa akan lebih terkesan dengan peragaan menembak tepat yang didemontrasikan oleh seorang ditektif, dari pada membaca buku tentang roman detektif. Mereka akan belajar lebih banyak tentang binatang serangga yang dikumpulkan dari hasil perjalanan karya wisata, dibandingkan melihatnya difilm strip mengenai kehidupan binatang tersebut.
Objek atau benda yang sebenarnya merupakan sumber informasi yang akan membawa siswa pada pemahaman yang lebih sempurna tentang sesuatu. Mempelajari bahan pelajaran dari benda yang sebenarnya bukan hanya dapat menghindari kesalahan persepsi tentang isi pelajaran, akan tetapi juga dapat membuat pelajaran lebih akurat disamping motivasi belajar siswa akan lebih baik[2].
Benda-benda nyata itu banyak macamnya, mulai dari benda atau makhluk hidup seperti binatang dan tumbuh-tumbuhan, juga termasuk benda-benda mati misalnya batuan, air, tanah, dan lain-lain[3].
2. Model
Model dalam media pembelajaran adalah benda tiruan hampir menyerupai benda aslinya. Semakin dekat pengalaman belajar menyerupai kondisi dimana siswa akan menggunakan atau memeragakan pelajaran yang mereka dapat, semakin efektif dan permanen pembelajaran tersebut.
Adapun manfaat penggunaan model sebagai media pembelajaran antara lain:
a)    Dapat mengatasi benda aslinya. Bila benda aslinya memang tidak ada, atau karena terlalu jauh sehingga tidak memungkinkan didatangi atau dibawa kedalam kelas, sehingga dapat digantikan dengan model.
b)   Untuk mengatasi keterbatasan pengamatan manusia, artinya karena terlalu kecil dan rumitnya objek yang dipelajari, atau sebaliknya karena terlalu besarnya objek yang dipelajari, maka hal tersebut dapat diatasi dengan penggunaan model.
c)    Untuk mengatasi ketenggangan waktu. Artinya bahwa peristiwa-peristiwa masa lalu yang terjadi tempat atau lokasi, yang tidak memungkinkan dilihat, dapat dibuatkan model-model kejadian.
Model tersebut terdiri dari lima bentuk, yaitu :
a.    Model sederhana, yaitu model yang dibuat cukup sederhana, tidak terlalu mendetail dan rumit, yang penting dapat mewakili bentuk benda aslinya.
b.    Model perbandingan, model yang dibuat benar-benar memperhatikan perbandingan yang sesuai. Model tersebut mempunyai ukuran akurat dan sebanding dengan benda aslinya.
Perbandingan antara panjang, lebar, tinggi, atau jarak titik satu dengan titik yang lain selalu sebanding sebagai contoh model perencanaan suatu bangunan/market, maka ukuran perbandingan yang digunakan sesuai. Contoh yang tepat model perbandingan baik adalah bola bumi.
c.    Model irisan, yaitu model yang menggambarkan bagian-bagian dalam dari struktur objek. Sebagian contoh adalah model irisan kulit manusia, model irisan lapisan-lapisan kulit bumi, model irisan gunung berapi.
d.   Model lapangan, yaitu model yang menggambarkan suatu lokasi yang membentang dari suatu wilayah. Model lapangan dimanfaatkan untuk suatu kepentingan proyek yang memerlukan lokasi luas, sehingga dari model tersebut tampak adanya perencanaan tata letak antara gedung satu dengan gedung atau objek-objek lain dapat diketahui.
e.    Model susun, yaitu model yang menggambarkan suatu objek dimana bagian-bagian dari objek tersebut dapat dilepas dan disusun kembali. Tujuan bagian-bagian tersebut dapat dilepas adalah untuk memperjelas tentang objek tersebut dan bila sudah selesai dapat disusun kembali.
3.      Benda Tiruan Sederhana (Mock Up)
Benda tiruan sederhana atau Mock Up hampir sama seperti model yang disederhanakan.Benda tiruan sederhana atau Mock Up dimaksudkan adalah tiruan dari benda sebenarnya dan dipilih bagian-bagian yang penting untuk disederhanakan agar memudahkan untuk dipelajarinya.
Mock up yaitu suatu penyederhanaan susunan bagian pokok dari suatu proses atau sistem yang lebih ruwet. Susunan nyata dari bagian-bagian pokok itu diubah sehingga aspek-aspek utama dari suatu proses mudah dimengerti siswa. Sebagian contoh dari media sederhana adalah jam dari karton, dimana jarum penunjuk dapat diputar-putar. Dengan demikian ia dapat difungsikan sebagai benda yang sebenarnya[4]. Mock up sangat efektif untuk belajar, karena disamping dapat mengkonkritkan yang abstrak juga dapat menarik perhatian. Sifatnya yang mendekati kepada realitas memberikan pengertian yang baik.Pemilihan media ini biasanya berdasarkan pertimbangan tempat dan faktor ekonomi, dalam bentuknya yang mini atau mungkin diperbesar untuk menunjang pembelajaran yang lebih jelas.
Adapun manfaat digunakannya Mock Up antara lain:
a)    Siswa mengetahui proses perubahan yang terjadi.
b)   Dapat melatih keterampilan karena tidak hanya melihat tetapi perlu mencobanya.
c)    Membangkitkan motivasi untuk membuat dan meniru objek yang dipelajari secara sederhana.
4.    Barang Contoh (Specimens)
Specimen artinya barang contoh, yaitu barang-barang asli yang dijadikan sebagai contoh untuk mewakili benda asli yang sebenarnya atau sebagian dari sejenis dari sekelompok benda yang sama untuk dijadikan contoh.
Dengan adanya specimens siswa mengetahui bagian dari bendanya yang mungkin tidak terdapat didaerahnya atau ditempat mereka berada, sehingga mereka tidak merasa asing lagi terhadap benda tersebut. Specimen yang digunakan untuk proses pembelajaran hendaknya disediakan tempat dari kaca atau botol, direkatkan nama, tanggal barang diperoleh/diawetkan. Hal ini disamping untuk memelihara agar lebih awet juga supaya tidak digunakan sebagaimana aslinya.Misalnya yang sering dilihat adalah specimen uang kertas.
a)    Macam-macam Specimen
Terhadap beberapa jenis specimen yang perlu diketahui antara lain:
1)   Specimen benda masih hidup, dapat diwujudkan dalam bentuk; aquarium, terrarium insectarium.
2)   Specimen benda yang sudah mati, dapat diwujudkan dalam bentuk herbarium, awetan dalam plastik atau botol dengan menggunakan larutan formalin dan alkohol, taksidemi dewan tiruan yang kulitnya sudah dikeringkan.
3)   Specimen benda yang tidak hidup, misalnya batu-batuan, pasir dan tanah.
4)   Specimen identitas, misalnya tanda tangan.
b)   Tujuan penggunaan Specimens
Tujuan penggunaan specimen antara lain:
1)   Memperjelaskan materi pelajaran.
2)   Menimbulkan perhatian kepada subyek yang sedang diteliti.
3)   Merangsang minat untuk menambahkan pengetahuan.
4)   Mendorong untuk berfikir dan menyelidiki sendiri.
5)   Menyediakan bahan untuk membuat papan peragaan atau pameran[5].
5.      Diorama
Diorama adalah pemandangan (scene) tiga dimensi dalam ukuran kecil untuk memperagakan atau menjelaskan suatu keadaan atau fenomenal yang menunjukkan aktifitas[6].Diorama biasanya terdiri atas bentuk-bentuk sosok atau objek-objek ditempatkan dipentas yang berlatar belakang lukisan yang disesuaikan dengan penyajian.
Diorama merupakan media yang sangat menarik perhatian siswa, yang dibuat dari suatu skene tiga dimensi untuk memperagakan suatu keadaan dalam ukuran kecil.Dalam skene itu terdapat benda-benda kecil yang berupa orang-orangan, pohon-pohonan, rumah-rumahan dan lain sebagainya.
Diorama sebagai media pembelajaran berguna untuk mata pelajaran, ilmu pengetahuan sosial seperti keadaan hutan, gunung, keadaan kota/desa, pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam seperti diorama kota Mekkah (Masjidil Haram) dan Madinah.
Diorama dapat dibuat oleh guru dan siswa membuatnya cukup mudah, bahan-bahan yang diperlukan tidak terlalu mahal dapat dibuat dari barang-barang bekas yang mudah didapat seperti: kardus/kotak, kertas, karton, kawat, busa dan ditambah dengan pewarna/cat[7].
Setelah selesai dibuat, diorama dapat dipakai sebagai alat peraga.Agar diorama tidak cepat berdebu dan kotor, sebaliknya diberi penutup kaca. Bila selesai digunakan di dalam kelas, diorama dapat disimpan dalam lemari display agar para siswa-siswi dapat melihatnya diwaktu istitahat. Bentuk lainnya lagi adalah cutaway.Biasanya benda ini mengimplikasikankepada alat-alat mekanik, seperti mesin, melalui potongan yang telah dibuat untuk penelitian dari bagian-bagian yang tersembunyi, yang bergerak maupun yang statis[8].

2.4 Kelebihan dan Kekurangan Media Visual Tiga Dimensi
Menurut Moedjiono (1992) kelebihan dari media visual tiga dimensi[9]:
1)    Memberikan pengalaman secara langsung
2)     Penyajian secara konkrit dan menghindari  verbalisme
3)     Dapat menunjukkan objek secara utuh baik kontruksi maupun cara kerjanya
4)    Dapat memperlihatkan struktur organisasi secara jelas
5)    Dapat menunjukkan alur suatu proses secara jelas.
Kelemahan media tiga dimensi yaitu[10]:
1)      Tidak bisa menjangkau sasaran dalam jumlah
2)      Penyimpanannya memerlukan ruang yang besar dan perawatan yang rumit
3)      Untuk membuat alat peraga ini membutuhkan biaya yang besar
4)      Anak tuna netra sulit untuk membandingkannya

























BAB III
PENUTUP

3.1  Kesimpulan
·         media visual tiga dimensi yaitu media yang dapat dinikmati dengan indra penglihatan, mempunyai ukuran panjang, lebar dan tinggi sehingga mempunyai volume (berbentuk isi).
·         Secara umum, karakteristik media visual tiga dimensi adalah pesan yang sama dapat disebarkan serentak, penyajian dalam control guru, penyimpanan mudah, mengatasi keterbatasan ruang waktu dan indera, menyajikan secara diam, terkadang memerlukan ruang gelap, lebih mahal dari media grafis, sesuai untuk ketrampilan tertentu baik secara kelompok atau individu, praktis untuk semua ruang kelas, menyajikan teori dan praktek secara terpadu.
·         Terdapat lima jenis media visual tiga dimensi yaitu obyek/benda asli, model, benda tiruan sederhana (mock up), barang contoh (specimen) dan diorama.
·         Kelebihan media visual tiga dimensi ialah memberikan pengalaman secara langsung,
penyajian secara konkrit dan menghindari  verbalisme, menunjukkan objek secara utuh baik kontruksi maupun cara kerjanya, memperlihatkan struktur organisasi secara jelas, menunjukkan alur suatu proses secara jelas.
·         Kelemahan media visual tiga dimensi ialah tidak bisa menjangkau sasaran dalam jumlah, penyimpanannya memerlukan ruang yang besar dan perawatan yang rumit, untuk membuat alat peraga ini membutuhkan biaya yang besar, anak tuna netra sulit untuk membandingkannya
3.2  Saran
penggunaan media ini dengan seoptimal mungkin sebagai alat bantu dalam proses pembelajaran dapat dilakukan dengan mengetahui serta memahami pengertiandan bagaimana cara pengerjaan media visual tiga dimensi.
Demikian makalah ini kami buat sesuai dengan kemampuan kami.kami meyadari dalam makalah ini tentu tidak luput dari adanya kesalahan dan masih banyak kekurangan karenanya, saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna penyusunan yang lebih baik kedepannya.




























DAFTAR PUSTAKA

Jenah Rodhatul, 2009,  Media Pembelajaran, Banjarmasin: Antasari Pres,
Munadhi Yudhi, 2008, Media Pembelajaran, Jakarta : Gaung Persada Pres,
Sanjaya Wina, 2008, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, Jakarta: Kencana,
Sudjana Nana dan Ahmad Rivai, 2002, Media Pengajaran, Bandung: Sinar Baru Algensindo,




[2]Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, Jakarta: Kencana, 2008, hal. 148
[3]Nana Sudjana dan Ahmad Rivai, Media Pengajaran, Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2002, hal. 196
[4]Rodhatul Jenah, Media Pembelajaran, Banjarmasin: Antasari Pres, 2009, hal. 79-84
[5]Ibid I, hal. 86-87
[6]Yudhi Munadi, Media Pembelajaran, Jakarta: Gaung Persada Pres, 2008, hal. 108-110
[7]Ibid II, hal. 81
[8]Ibid III, hal. 110

Tidak ada komentar:

Posting Komentar